- Pada tahun 1975 penyelenggaraan PLH di Indonesia dilakukan pertama kali oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta. Tahun 1977/1978 rintisan Garis-garis Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.
- Tahun 1984 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa penyampaian mata ajar tentang kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam kurikulum dengan memasukan materi kependudukan dan LH ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat menengah umum dan kejuruan.
- Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Pada tanggal 19 Februari 2004 Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah disepakati oleh 4 (empat) departemen yaitu Kementerian Negara Lingkungan Hidup(KNLH), Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri.
- Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005,
- Pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui Program ADIWIYATA. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
Rabu, 21 Januari 2015
SEJARAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kalau bisa artikelnya jangan terlalu singkat agar para pembaca artikel ini bisa tahu lebih banyak tentang sejarahya serta penjelasannya lebih banyak biar lebih paham.
BalasHapus